Arsip | Juni, 2011

Fun Cherry – Beautiful Torture – part1

26 Jun

Tulisan ini diambil dari tulisan bersambung Om Hanif di mailing list cikarangmtb@yahoogroups.com Karena panjang tulisannya maka akan dibagi dua bagian.

Judul track “Cherry”.. kesannya imut, apalagi dikasih kata awal “Fun”… maka jadi tambah terkesan “Nggemesin”…hehehe.

FunCherry adalah judul yang ngasal yang berkedok startnya dari SanDiego,… bukan dari AA bike seperti biasanya… sehingga memangkas jarak tempuh 14 km.. Padahal jarak bukanlah satu2nya ukuran siksaan (torture), 14 km AA Bike – Sandiego dengan santainya dilahap dalam waktu 1,5 jam, sedangkan 4 km single track hutan yang berupa jalan rusak (baca: gowesable but technical) ditempuh dalam waktu 2 jam itu pun diakhiri dengan dera Kram beberapa peserta.

Funcherry diikuti 24 goweser, dan kali ini saya nggak bawa GPS kerena dah rusak,… mundurnya om Jixzy yang diharapkan bawa gipiesnya.. Memaksa saya untuk membuat persiapan lebih karena track pulang adalah track baru…belum tau seperti apa kondisinya.. Jadi saya harus ngapalin gambar udaranya Google Earth…untuk selanjutnya Modal yang dihafal dikepala aja….

Kebayang berapa persimpangan yang akan ditemui, mengundang tawaran untuk Nyasar!!

Adrenaline seperti ini pernah saya rasakan waktu kolozal Wanayasa – Sate Maranggih (Cikampek)… yang waktu itu tanpa survey dan langsung di dorr membawa 70 orang..

Beda diroute cherry kali ini konsepnya start finish di satu titik, diikuti 24 goweser yang sebagian besar belum pernah mencicipi Cherry, maka menurut saya, sebaiknya dilewatkan Kuta Kulambu…supaya bisa melihat betapa WOW!-nya pemandangan perbukitan karawang ini dari puncak. Selain Batu Mariem yang wajib disinggahi tentunya. Namun karena harus balik lagi Sandiego…disinilah letak tricky nya… kudu melengkung nanjak masuk lagi, karena jika tidak dilakukan seperti itu maka kita akan turun menjauh meluncur ke jalan raya di Timur arah Walahar… yiatu seperti umumnya opsi track cherry yaitu tinggal rolling turun dan diselesaikan dijalan
aspal flat.Minggu 19-Juni-2011..

Jam 05:20.. bersepeda keluar rumah sempat bertemu om Antoix yang sendirian dengan suatu speda ber-accesories boncengan,, di depan ruko2 arah kalimalang,,, “yukk kalo mau motret pemberangkatan, ke AA Bike ajah!”kata saya.. “enggak, saya anter sampe kalimalang aja”..katanya si om yang masih Uhuk2 itu..
Jam 05:35.. nyampe di AABike, udah ada om Isbat, mbah Rudi, om Arif beserta ajudan (om Bayu maksutnya..hehehe) , anakanya pak Gito dan kang Asol. Om Arif yang sedianya bawa mobil ke Sandiego, akhir menurunkan GT Carbonya dari mobil…

Sudah saya batin, naluri ke-AKAP-an om Arif pasti akan terpanggil…xixixixi… Om Sigit yang baru bergabung juga siap-siap turut nge-paket Cehh… Sementara om Mary terlihat melintas dengan speda sudah di mobilnya, keukeuh mengibarkan ½ botolnya untuk tetap start dari Sandiego…hehehe.

Singkat cerita,,,, Gowes AABike – Sandiego dimulai jam 06:15 menyongsong sang Fajar… dan finish di Sandiego jam 07:35-an…dengan sempat sedikit jeprat-jepret foto di memasuki offroad Wanakerta dengan tema menyongsong fajar dengan penuh semangat.

Sampai di pertigaan Warung Sandiego, kontan riuh ceria saling bersapaan dengan beberapa peserta yang sudah unloading sepeda dititik start ini…

Saya melihat dan menyapa… om Stef, om Wid yang udah lama nggak berjumpa, om Joko + beberapa orang Lippo lainnya, om Latif, om Mary, om Poernomo, rekan-rekan kantor mbah Bro, om Erik, dll, dll.. (maaf sekali nggak hafal atau belum begitu kenal semua.. om oedinko yang mana aja belum ngeh..hehehe maaf)

ohya..om Haris juga,..sewaktu saya salami, menampakkan raut rada kecewa… “saya kok nggak tau kalau ada paket Cehh”…hahaha dasar AKAP..gitu aja kecewa. Selain CMTBer, di titik per3an ini ramai goweser2 Karawang, juga terpenuhi group manula yang tampak sedang berkumpul dari atau habis berolahraga.

Surprise pertama adalah ketika mau pesan sarapan, ternyata warung nasi Sandiego tutup. Diganti dengan warung dibelakangnya… alhamdullilaah masih ada gorengan gantinya sarapan… jadinya nggak ada yang bawa nasbung. Setelah saling temu kangen, Jam 8:00 teng, kita lansung beranjak…. Searah ke Pasir Ipis masih dijumpai banyak goweser Karawang yang dari penampakannya kliatan the Real AKAP… beberapa di antaranya pernah terlihat di Race Deltamas.. Di per3an Pasir Ipis.. sempat disarankan oleh beberapa rekan goweser Karawang untuk kalau ke Cherry ambil kiri lewat Rumah Panggung. Tetapi setelah menyampaikan maksud route kita dan Rumah Panggung sebagai route pulang,, maka mereka mempersilakan kita, kebetulan mereka searah karena mau Gowes Ke DeltaMas… (tukeran tempat critanya) Wuzz… kita lanjutkan meluncur turun jalan makadam dan rolling searah ke Taman Mekar/Pasir Congcot…

setelah simpang Masid (Masjid yang penah saya singgahi bersama om Adji yang menurut info adalah hasil sumbangan goweser2 Bekasi.. mengagumkan!), lanjut sedikit kita ketemu simpang lagi untuk kekiri ke arah Cherry. Grouping disini… dapat berita anak om Gito balik arah ke Sandiego karena masalah hub dan akan dijemput oleh Brimob ..lho?!…

Juga dapat berita,, om Upas nyusul ngejar ke Sandiego tapi sepertinya nggak kesampaian waktunya..jadi gowes sendiri. Di titik persimpangan nan tenang inilah kemudian dihitung jumlah peserta yaitu 24 goweser. Lanjut track turunan double track makdam primitive yang rolling di rerimbunan. Ini adalah salah satu bagian favorite saya… model turunannya panjang meliuk2 dan adem…sesekali turunannya curam berbelok,, asyik sekali….. satu dua rumah dijumpai dalam track ini. Stop grouping lagi di jembatan besi-dengan papan2 kayu yang udah pada ambrol… cocok buat narsis section. Mat kodaker.. Om Latif dan Om Sigit mencari posisi…demikian juga om Poer dan om AHA dengan kamera sakunya. Lanjut lagi gowes rolling naik turun naik turun… dengan kondisi jalan yang seperti tanah liat abis kering dan menyisakan ‘parit-parit’ bekas sepeda motor… Daerahnya masih rimbun… hingga grouping lagi disuatu ujung tanjakan,, untuk se-udut dua udut nungguin rombongan belankang merapat.

Sebentar banget setelah resume gowes (dari gouping di ujung tanjakan), sampailah di suatu turunan menuju lembah datar,.,ada jembatan yang papan kayunya sudah diganti beton.. disinilah kita akan berbelok patah ke kanan ke single
track..

Saya berhenti, dan digantikan om Poernomo yang ‘njagain’ simpangan ini…om Erik, om Mary, om Latif, om Karyadi lewat..kemudian om Poernomo bilang “nyambung om! dibelakang sudah kliatan beberapa teman kantor om Karyadi”… Jalur single track ini sangat asyik… panjang dengan sedikit sedikit liukan dan nanjak mesra… kira-kira 1.5 km dilewati hingga sampai di persimpanga single track yang saya selalu nggak hafal ke kanan atau ke kiri (sebelumnya sudah 2 kali kesini dan selalu bingung dan harus jajal mana yang salah..hehehe)… “kita brenti dulu sambil nunggu yang dibelakang” kata saya… Lamaaaaa sekali yang dibelakang nggak muncul. Baru sadar ini pasti yang dibelakang nggak ngeliat jalan single track ini. Mencoba telpon kang Asol, signal blerettt… sempat bisa pakai hp om Latif..tapi suara yang diterima putus2…

Sambil nunggu dapet signal, ngobrol ngalor ngidul,, om Erik bercerita ”dulu beberapa tahun ke sini, Cherry nggak kaya’ gini, ini sih nggak panas,, lebih adem dari Cikarang Teletabis malah”

Kebetulan single track ini terpayungin pepohonan rimbun…. Track ini memang asyik banget… total panjang single track ini 5 km. see lampiran.

Om Mary sempat gowes balik arah mencoba mencari rombongan belakang..hingga ke titik persimpangan dan bertanya ke pak tani yang ada disitu.. ”Lihat orang2 naik sepeda nggak pak?”…dijawab “ ada, tapi lewat terus” “sudah berapa lama?”,,dijawab lagi ”sekitar 20menitan yang lalu”. “wah 20 menit saya nggak brani ngejar, dari pada malah nyasar sendiri”..begitu om Mary melaporkan temuannya sekembalinya di titik 5 orang berkumpul.

Check milist, terima email dari om AHA… “Wah nyasar deh gw sepertinya”.. Yang kemudian saya balas “Selamat datang kembali di track Cherry!..Banyak jalan menuju Cherry”… Itu sebenarnya hanya nyasar dari rencana, tapi belumlah nyasar sebenarnya,,, Nyasar sebenarnya di Cherry adalah setelah memutuskan memilih persimpangan entah tanjakan atau turunun setelah berkilo2 brujung dijalan buntu atau jalan yang arahnya salah. Begitulah seninya Cherry. Setelah beberapa kali ber gagu gagu ria komunikasi dengan Kang Asol,,, dan nungguin 1 jam maka kita putuskan untuk ambil jalan masing2..dan ketemuan di Kuta Mariem.

Kembali kemasalah per3an dilematis ini maka setelah jajal jalan yang salah, saya lanjutkan ngecheck jalan yang diduga benar, dengan sebelumnya nge-save nomer hp om Latif …. Panjang sekali single track ini dan juga banyak persimpangannya…. Berkilo-kilo saya check dan ketemu warung yang dulu adalah Fruifull Warung karena dapet banyak buah2an.. maka yakin jalannya sudah benar dan saya menelpon om Latif meminta 5 orang dibelakang untuk maju… dan jangan jika beberapa titik jalannya kurang meyakinkan dan belok ke jalur alternanif… begitulah sisa musim hujan yang mampu memakasa orang merubah-ubah jalan untuk tetep bisa dilalui. Gowes turun lagi untuk menjemput, sempat dikagetkan ular yang sma2 kaget dan bergerak ke sisi kiri.. mengakibakan reflex saya blusuk terjerebab ke semak2
disamping kanan.. huhh…

Setelah kembali ber6, sempet dapet berita bahwa kang Asol and the gang sampai di warung Nanas…(warung yang seharusnyu jadi jalur pulang nanti).. berarti mereka melambung jauh,,,tapi tetap mengarah ke Cherry.

Lanjut lagi nge single track ber6.. beberapa simpang meragukan sudah dilewati, sampaikan menyebrangi sungai kecil tanpa jembatan, dengan sedikit ttb disambung tanjakan single track yang kejaammm … Disinilah mulai terasa Mataharinya Cherry… lebih dekat dikepala dan lebih menyengatt. Semua goweser menjajal.. dan yang pasti mengagetkan adalah Om Erik…hehehe,,, fight juga ditanjakan kejam ini… dan serempak temelet-melet istiharat dulu di ujung tanjakan.. “Didepan pake masih nanjak lagi nggak om? Soalnya mau ngeset fork” tanya om Erik, “saya sih.. saya turunin ke 100”jawab saya hehehe..dan om Erik tau maksutnya. foto om erik nanjak yang pernah dishare dengan judul “kejaammm” ..ada ditanjakan yang dilampiran dipenampang profilnya kasih garis merah. Dan benar, ternyata unjung tanjakan tempat kami ambil nafas, didepannya masih ada ujungnya lagi…dan lagi….serta lagiiiii.

Lanjuuuut

Singkat cerita,,,, Gowes AABike – Sandiego dimulai jam 06:15 menyongsong sang Fajar… dan finish di Sandiego jam 07:35-an…dengan sempat sedikit jeprat-jepret foto di memasuki offroad Wanakerta dengan tema menyongsong fajar dengan penuh semangat.

Sampai di pertigaan Warung Sandiego, kontan riuh ceria saling bersapaan dengan beberapa peserta yang sudah unloading sepeda dititik start ini…

Saya melihat dan menyapa… om Stef, om Wid yang udah lama nggak berjumpa, om Joko + beberapa orang Lippo lainnya, om Latif, om Mary, om Poernomo, rekan-rekan kantor mbah Bro, om Erik, dll, dll.. (maaf sekali nggak hafal atau belum begitu kenal semua.. om oedinko yang mana aja belum ngeh..hehehe maaf)

ohya..om Haris juga,..sewaktu saya salami, menampakkan raut rada kecewa… “saya kok nggak tau kalau ada paket Cehh”…hahaha dasar AKAP..gitu aja kecewa. Selain CMTBer, di titik per3an ini ramai goweser2 Karawang, juga terpenuhi group manula yang tampak sedang berkumpul dari atau habis berolahraga.

Surprise pertama adalah ketika mau pesan sarapan, ternyata warung nasi Sandiego tutup. Diganti dengan warung dibelakangnya… alhamdullilaah masih ada gorengan gantinya sarapan… jadinya nggak ada yang bawa nasbung.Setelah saling temu kangen, Jam 8:00 teng, kita lansung beranjak…. Searah ke Pasir Ipis masih dijumpai banyak goweser Karawang yang dari penampakannya kliatan the Real AKAP… beberapa di antaranya pernah terlihat di Race Deltamas..
Di per3an Pasir Ipis.. sempat disarankan oleh beberapa rekan goweser Karawang untuk kalau ke Cherry ambil kiri lewat Rumah Panggung.Tetapi setelah menyampaikan maksud route kita dan Rumah Panggung sebagai route pulang,, maka mereka mempersilakan kita, kebetulan mereka searah karena mau Gowes Ke DeltaMas… (tukeran tempat critanya)
Wuzz… kita lanjutkan meluncur turun jalan makadam dan rolling searah ke Taman Mekar/Pasir Congcot…

setelah simpang Masid (Masjid yang penah saya singgahi bersama om Adji yang menurut info adalah hasil sumbangan goweser2 Bekasi.. mengagumkan!), lanjut sedikit kita ketemu simpang lagi untuk kekiri ke arah Cherry.Grouping disini… dapat berita anak om Gito balik arah ke Sandiego karena masalah hub dan akan dijemput oleh Brimob ..lho?!…

Juga dapat berita,, om Upas nyusul ngejar ke Sandiego tapi sepertinya nggak kesampaian waktunya..jadi gowes sendiri.Di titik persimpangan nan tenang inilah kemudian dihitung jumlah peserta yaitu 24 goweser.

Lanjut track turunan double track makdam primitive yang rolling di rerimbunan.Ini adalah salah satu bagian favorite saya… model turunannya panjang meliuk2 dan adem…sesekali turunannya curam berbelok,, asyik sekali….. satu dua rumah dijumpai dalam track ini.Stop grouping lagi di jembatan besi-dengan papan2 kayu yang udah pada ambrol…cocok buat narsis section. Mat kodaker.. Om Latif dan Om Sigit mencari posisi…demikian juga om Poer dan om AHA dengan kamera sakunya.Lanjut lagi gowes rolling naik turun naik turun… dengan kondisi jalan yang seperti tanah liat abis kering dan menyisakan ‘parit-parit’ bekas sepeda motor… Daerahnya masih rimbun… hingga grouping lagi disuatu ujung tanjakan,, untuk se-udut dua udut nungguin rombongan belankang merapat.

Kemaren yang paling disayangkan di single track#1 ini adalah ketemu banyak pohon nangka yang buahnya terlihat banyak dan matang…tapi nggak ketemu orang untuk dimintain tolong memetikkan… Cuma bisa mencium bau (nangka) menyengatnya saja.Istirahat lagi di saung rusak, ngudut dulu dan nge korma, disuatu simpang tanjakan. “Tanjakan inilah tempat foto dari eyang yang memperlihatkan Sir Alex nanjak tanpa baju, bla bla bla..” kata saya mencoba menceritakan. Agak lama istirahat disini, dan bergerak lagi tak begitu lama kemudian sampailah di simpang Kuta Mariem,… “Rombongan nyasar nanti akan lewat sini dari sisi kiri” kata saya kepada teman2 dibelakang sambil tetap nggowes. Ke kanan turun beberapa ratus meter sudah ketemu Jembatan Kuta Mariem dan langsung turun ke sungai bawahnya ke Batu Mariem.. jam 11 pas. Jika tidak nungguin yang nyasar maka jam 10 sudah sampai disini sesuai prediksi. Kuta Mariem, atau Batu Mariem…nama yang agak aneh.. tadinya saya kira (bunda) Mariyam atau Meriyam (senjata)…agaknya bukan dua-duanya.Batu Mariem atau Batu Mariyem.. saya datangi pertama kali waktu trip gowes sendirian April 2010 dan dikasih tau oleh orang yang mengantar saya ke Gua Masigit.. Batu Mariem terletak di sungai bawah jembatan,..tempatnya banyak bongkahan2 batu besar agak berbentuk persegi-persegi dikelilingi pepohonan gede
nan lebat dengan akar-akar menjulur dari atas..bisa digelantungin ala tarzan (nggak pake deni… hehehe), mungkin ini yang dinamakan pohon Kiara mirip pohon beringin. Gemercik air mengalir tidak deras diantara bebatuan besar, serasa
didalam hutan tropis yang gelap… Tempat yang aneh di daerah Cherry yang panas, ada tempat yang adem… rada2 singup.

Batu Mariemnya sendiri yang bentuknya cenderung bulat lonjong kalau menurut saya mirip dengan batu menhir nya Obelix (re cerita asterix) ada 2 bagian: yang besar dengan posisi tidur dan satu lagi lebih kecil-seperti bagian yang patah.. Waktu dulu saya tanyakan ke bapak tua pengantar saya, beliau juga tidak tau persis itu apa, kecuali banyak orang berdoa di depan batu ini (bersemedi kali yee?). Dan dari dulu sudah disebut batu mariem kata si bapak tua.11:15,, kang Asol, om Aha, om Stef dan beberapa lainnya bergabung turun ke batu mariem… selebihnya mbah Bro, om Arif, om Sigit, om Wid, om Isbat dll,dll entah nggak tau atau bagaimana.. langsung naik nanjak macadam ke Cherry…
Datangnya kang Asol, langsung membawa keruzuhan… menawarkan buah jeruk ke om Poer yang duduk di atas batu berjauhan,… dilemparlah jeruk setengah buah itu..dan “upps!” luput ditangkap om Poer sehingga si jeruk terjatuh..
Saya yang berada dibawah – duduk di ujung bawah batu mariem, beranjak mengambil jeruk setengah buah yang jatuh itu.. yang terlihat kulitnya hijau tua, namum daging terlihat kuning menggoda,,,, dalam situasi seperti ini biasanya saya
tergoda untuk mengambil buat diri sendiri barang sedikit untuk makan atau dicicipi… tetapi sungguh aneh,, entah seperti di bimbing sang penungggu batu mariyem (wuihihihi .. sok dihubung2kan..biar terkesan mistis)… anehnya saya
hanya murni mengambilkan buah jeruk jatuh itu saja dan langsung memberikan ke om Poer yang duduk diatas batu besar… Selebihnya saya nggak begitu memperhatikan, kecuali samar2 dengar pisuhan2 keluar dari mulut om Poer dan ketawa puasnya kang Asol yang lagi usil-usilnya … hehehhe > om Poer, tolong ceritakan apa yang terjadihhh?

MENU WAJIB..NANJAK MAKADAM JAHANAM SIANG BOLONG
Puas bernarsis2an di Batu Mariem dengan penjepret om Merida Dee…whuhehehe. Sebenarnya pada mau langsung nanjak ke Cherry, tetapi sy tahan dulu supaya sebaiknya makan dulu diwarung Kuta Mariem karena warung Cherry diatas se tahu
saya (setahun lalu) udah tutup.

Saya, om Poer, om Aha, om Stef, om Mary, om Erik, om Karyadi,…siapa lagi ya?… ngindomie pake nasi… “indomie terenak sedunia!” kata om erik… sementara kang Asol cuma ngopi, sambil ngupasin nanas segarr dan ditawar2kan… dan langsung mengundang curiga om Poer…hehehhe… sampai disini baru saya ngehh… cerita jeruk super asem tadi…hehehe. Untung saya lolos dari jebakan betmen…Nanjak macadam, tidak langsung ke Cherry tapi mampir dulu ke lokasi mulut gua Masigit…

Seperti yg sudah sy ceritakan diatas.. tempat ini saya ketahui dari trip gowes April 2010, dan baru tau dari penduduk setempat yang mengantar saya, ini adalah salah satu magnitutenya Kuta Mariem atau daerah Kuta Tandingan. Sebagai tempat untuk berziarah atau berdoa, k alau pas maulidan…bisa sampai ribuan peziarah berkumpul dekat gua masigit, begitulah cerita si bapak tua sekedar buat info karena sy juga tidak begitu berkepentingan, kecuali untuk mengetaui perihal gua tersebut yang waktu itu. Dan kemudian hari saya tau lebih jelas dari video petualangan temannya kang Asol, memasuki gua yang panjang lorong guanya hingga 500meteran ada yang harus melalui celah sempit, dan yang memasuki genangan air, menumui sisa telur ular,, dll… tembus di dekat pohon Kiara dekat warung indomie
di kuta mariem tadi.Sampai dimulut gua.. “Udah gitu ajah, Cuma nunjukin,..kita balik lagi…hehehe” kata saya. “Nggak gue banget” kata om Erik secara jalan yang tadinya turunan waktu ke gua ini, jadi tanjakan yang harus dilewati..

Selanjutnya ketemu tanjakan macadam yang tadi dan belok kiri… nanjaklah..tanjakan cherry ini, sempurna pas jam 12….Matahari pas lagi ngejreeeenggg…obral cahaya dan hawa panas…”hosh..hosh hosh”… dengkul di-push supaya roda2 tetap dapat melaju diantara benjolan-benjolan macadam jahanam…”dug dug dug dug” jantung memompa lebih keras untuk mendistribusi oksigen dalam darah lebih kencang… 15 menitan nanjak sudah terdengar riuh rombongan yang
tadinya rombongan belakang, sekarang udah pada nongkrong di simpang Cherry… “ayohh…ayohhh dikit lagiii” begitu teriakan2 memberi semangat.. Atau berharap ada yang nggak kuat ya?…hehehe.Satu satu finish… Kang Asol, saya, om Aha, …berikutnya nggak memperhatikan urutannya… dan yang paling disambut..adalah om Erik, semua lulus nanjak cherry
sekali pukul. Lagi2 bikin surprise, perasaan dulu sewaktu trip pertama, saya nggak bisa one shoot. Ada brentinya sekali atau 2 kali brake ambil nafas cari teduh2an yang susah dicari. Kalau kemaren, disekitar tanjakan macadam Cherry banyak pohon menjuntai ke arah tengah jalan. 20-30 menitan semua leyeh-leyeh disini..