Arsip | Desember, 2011

CikarangMTB Kolozal#8 Ranca Upas-Kawah Rengganis-Kawah Putih

3 Des

Cerita ini ditulis oleh Om AJE (Ardian Jaya http://ardianjaya84.wordpress.com/), di post di milis cikarangmtb@yahoogroups.com setelah acara Kolozal#8 dan dinyatakan menjadi salah satu cerita gowes terbaik Kolozal#8.

leaflet

===

Kemping di Ranca Upas

Sebagian peserta berangkat malam sebelum acara dan kemping di Ranca Upas, kawasan Ciwidey, Bandung selatan yang merupakan lokasi start/finish Kolozal#8

Start

Momen gowes akbar cikarangmtb bulan ini, gowes kolosal #8 di Ranca Upas. Entah mengapa kolosal kali ini mengambil tema wild western, mulai dari jenggo, koboi sampai istilah sheriff digunakan, yang jelas kita akan gowes dengan jarak tempuh 29.3km dengan variasi altitude dari 1600-2200 meter.

start

Hari ini bangun jam 3 pagi, terbangun oleh dering handphone, ternyata dibangunkan oleh pacar 🙂 . Langsung sarapan dini hari, mandi, dandan dikit. Jam 4 lebih dikit om herwadi nongol, malam sebelumnya udah janjian mo nebeng ke aabike.

Adzan subuh berkumandang, solat di mushola samping aabike. Persiapan perbekalan. Jam 5 lewat kita meluncur ke ranca upas naik bis besar. Saat ini sedang menanjak di jalan ciwidey-kawah putih. Ayo pak supir kamu bisa!

bis

Arrival

Menempuh perjalan mendaki dan sempit kemampuan menyetir supir bis diuji, masih parno dengan kejadian waktu di Gunung Padang, yang mana bis masuk ke saluran air he3. Alhamdulillah perjalanan lancar, tiba di Ranca Upas sekitar jam 8.30 lewat. Ternyata posisi.perkemahan Ranca Upas hanya lewat dikit sekitar 500m dari gerbang wisata Kawah Putih. Begitu masuk pintu gerbang, langsung dihadapkan dengan tanah lapang yang berisi tenda-tenda kemah. Kebanyakan diisi oleh tenda mahasiswa yang sedang orientasi kampus. Memang segar udara pegunungan, oksigen agak tipis, mungkin ini yang menyebabkan kepala saya agak pusing, kagetan sama kondisi pegunungan he3.
Selepas turun dari bis, saya langsung menyapa rekan-rekan yang mengikuti paket jenggo, yang bermalam di Ranca Upas sejak Jumat malam. Brr dingin juga, jadi sebelum gowes semua” isi” dikeluarkan dulu, ternyata toiletnya menggunakan air hangat. Keluar dari toilet sempat kaget, kok yang ngantri pada mahasiswi semua? Oh gairah muda 😛 .

Jam 9.30 briefing oleh papatb aka om hanif, menjelaskan informasi trek dan seperti biasa diakhiri doa yang dipimpin oleh om BI. Tim 15 yang mengikuti trek sakit jiwa berangkat lebih dulu pada jam 10, saya termasuk di dalamnya. Sebagai captain adalah om anto.


[foto keluarga sebelum start karya Om Qoqo]

Hills of Tea

Seiring om antoix melaju di depan, pertanda gowes trek sakit jiwa dimulai. Gowes melewati areal perkebunan masyarakat sekitar, ada sawi, kol, sampai bawang.

Di depan ada tante rahmi, om antoix udah ga keliatan jadi saya ikuti saja si tante, tiba-tiba belok kanan masuk ke kebon bawang, si tante berhenti dan berkata “salah jalan”. Di belakang udah ada 5 goweser yang ikut nyasar he3.. Dengan hati-hati saya lewati gang kebon bawang, takut ngerusakin 😛 .

Lepas dari areal perkebunan warga, selanjutnya kita dihadapkan dengan lembah kebun teh, asli cakep banget dah, jd pengen narsis photo-photo tapi apa daya tim 15 harus ngebut ngejer waktu. Sempet nyasar ke lembah yang banyak sampah, wah wah wah. Kolosal tanpa nyasar itu bagai sayur tanpa garam, sesuai naluri goweser kalo udah dapet turunan maunya turun terus, sampe nyasar. Untung om antoix nyamperin, alhasil harus nanjak balik arah. Sempat ketemu dengan peserta trek reguler saat baliknya.

om yadi ganti ban depan belakang snakebite

hills

Check point berikutnya adalah Situ Patengan, untuk kesana kita menuruni trek makadam, ouch sangat ga nyaman kalo pake sepeda hardtail 😦 . Om yadi mengalami kebocoran ban di trek ini. Selepas makadam dilanjutkan ke jalan aspal, masuk ke perumahan warga, kemudian tiba di Situ Patengan. Disini tim 15 sakit jiwa cuma ngambil makan aja berupa nasi bungkus, dilanjutkan lagi gowesnya ke check point berikutnya. Disini om haris dan juniornya memutuskan untuk keluar dari tim sakit jiwa, “pengen narsis” katanya :-).

Maksiat

Bekal nasi bungkus sudah masuk tas, gowes dilanjutkan menyisir pinggiran Situ Patengan, selanjutnya trek mulai variasi dari nandjak landai sampai miring bener.

chicken

Keluar dari area kebun teh, masuk ke trek aspal, di sisi kiri, om antoix sudah menunggu di samping mushola, pertanda saatnya maksiat (baca: makan siang dan sholat).

Makan siang bareng lauk nasi sayur, ayam dan ikan, klo habis gowes semua terasa nikmat. Lalu dilanjutkan dengan solat, asli air buat wudhu duiingin banget, sensani segar-segar mint gimana gitu:-P.

Udara dingin perut kenyang jadi pengen bobo ciang, eits ini masih 1/2 perjalanan. Gowes lanjut lagi, kali ini onroad, turunan, pada ngebut-ngebutan dah. Sempat melewati pertigaan kawah rengganis, tujuan trek reguler.

rengganis

Kina Trees

Hujan rintik-rintik mulai turun, sebagian tim 15 sudah mengenakan jas hujan, tau-tau eeh.. Hujan reda, hadeuh… Sia-sia pasang jam hujan. Ga berapa lama gowes nandjak, hujan turun lagi, deras pula, serasa dipermainkan oleh alam 😛 .

176bpm

Gowes hampir memasuki tanjakan diagonal, di pertigaan yang krusial, tim akap yang dipimpin om ratman dkk melakukan tawaf 1 kali keliling kebun teh he3.. NI1 lagi dah. Sambil menunggu tim akap kembali om anto menunjuk bukit posisi dari tanjakan diagonal, “setelah kebun teh habis, dekat kebun kina” kata beliau.

awaldiagonal

ban

Benar saja tidak lama setelah melewati kampung cipanganten, tanjakan makadam diagonal keliatan, saya coba untuk gowes, dengan kondisi stamina, kontur trek dan sepeda, ujung-ujungnya selalu gagal dan harus TTB, memang trek maknyus, sakiiit dah!!.

ttb

Diujung kebun kina, akhir dari tanjakan diagonal, sambil istirahat, om antoix nyeletuk “mau gowes kesini lagi ga?” ditanyain ke tiap goweser, saya hanya bisa diam, tak sanggup berkata-kata 😀 . Kang Yadi malah mau ngajakin NR kesana, waduh.

ujung

Negeri Di Awan

Tanjakan diagonal bukan akhir dari tanjakan, masih banyak lagi tanjakan panjang yang memaksa harus TTB. Bagi penasaran sama GGB disini nih spotnya, untuk melanjutkan ke trek berikutnya kita harus gotong-gotong sepeda melewati tangga tanah buatan diantara kebun teh, dengan jarak lebih kurang 100 meter menanjak.

negeri

awan

ggbe

undak

ggbb

upup

Memasuki elevasi 2000an meter, kabut putih mulai meliputi trek sakit jiwa, nandjak namun indah, serasa gowes di sisi kirinya ada jurang yang tanpa dasar.

Sebelum memasuki kawasan wisata kawah putih, kita narsis dikit di spot yang berhadapan langsung dengan longsoran, menurut om Antoix dari peta udara Google Earth longsoran ini keliatan. Melewati lokasi longsoran, sepertinya sedikit agak mistis suasananya, dihadapkan dengan tembok alam yang menjulang tinggi, suasana gelap-gelap gimana gitu. Ah mungkin hanya perasaan saya saja, lanjut gowes, werrr…

putih

p

Kawah Putih

Satu per satu goweser melewati celah bekas longsoran, Om antoix sempat berhenti, mungkin mengabadikan panorama longsoran. Di pertigaan berikutnya tim akap udah mau NI1 aja, untung masih sempat dipriwitin, ha3.

Gowes dilanjutkan memasuki jalan menurun agak masuk dalam hutan, suasana agak gelap dengan cahaya minim, dan udara lembab. Cahaya di ujung jalan pertanda kita sudah dekat dengan pintu masuk kawah putih.

Berhubung hujan sudah rintik-rintik, tim sakit jiwa langsung mengambil posisi foto keluarga di pintu masuk kawah putih, beberapa gadis sempat mengalihkan perhatian kami, aisshh 😛 .

aje

Byur… Hujan deras bagai aer tumpah dari ember mengguyur kawah putih, beberapa goweser langsung ngacir, saya kudu pasang jas hujan dulu, bersama om andy, om tri dan 2 om lainnya kami meluncur gaya bebas ke pintu gerbang bawah menuju Ranca Upas. Brr.. Dingin banget, tubuh ini rasanya sudah tidak kuat menahan deras air hujan ditambah angin dingin pegunungan, tangan gemetar, bagian wajah terasa kaku, untung kendali sepeda masih bisa dikuasai.

Keluar dari gerbang wisata kawah putih, belok kiri dan gowes ke arah ranca upas. Disana goweser paket reguler sudah berkumpul, sepeda langsung saya letakkan begitu saja dan merapat ke tukang siomay, biar anget 😛 , asli dingin banget. Akhir acara gowes kolosal diisi dengan makan kambing guling dan gulainya, maknyus..!! tapi ga kebagian :’(.

Lebih kurang jam 7.30 rombongan bergerak balik ke cikarang, tiba di aabike sekitar jam 11, itu juga karena supir bis sempet NI1, ha3.